Anggota Komisi II DPRD Kota Bandung, Indri Rindani menjadi narasumber kegiatan Publik Talk dengan tema “Perempuan Bukan Hanya Pelengkap! Bergerak Bukan Hanya Ingin Terlihat!” yang digelar Koran Mandala di Aula Dinas Arsip dan Perpustakaan Kota Bandung, Jumat, 25 April 2025.
Indri menilai masih ada stigma negatif tentang kehadiran kaum perempuan hanya sebagai pelengkap dan dinilai tidak bisa berbuat apa-apa.
“Untuk menjadi politisi perempuan di Kota Bandung amat sangat tidak mudah. Ada omongan miring mengtakan ‘biasa apa perempuan? Bisa sosialisasi program atau hanya sosialita saja?’,” kata Indri.
Tidak hanya itu, Indri mengatakan masih ada anggapan dari sebagaian pihak terkait kinerja wakil rakyat. Untuk itu, ia melihat perlu adanya pemanfaatan media guna menyebarluaskan informasi terkait kinerja DPRD Kota Bandung.
“Apa yang kita lakukan tentunya harus terlihat karena agar tidak ada stigma lagi soal anggota dewan apa kerjanya? Jadi program-program diliput oleh media dan saat ini di DPRD Kota Bandung media sosialnya aktif untuk menyebarluaskan informasi soal kinerja DPRD Kota Bandung,” kata Indri.
Oleh karena itu, Indri ingin membuktikan kehadiran perempuan di DPRD Kota Bandung dapat mengawal dan membuat peraturan daerah yang dibutuhkan masyarakat Kota Bandung. Salah satunya adalah Perda tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan yang beberapa waktu ke depan akan rampung.
“Kita baru menyelesaikan pansus 5 Perda Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan. Allhamdulillah akan segera hadir yang selama ini Kota Bandung belum punya perda itu,” tuturnya.
Dalam acara ini turut hadir Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, Wakil Rektor III Telkom University, Prof. Dr. Ratri Wahyuningtyas, S.T., M.M serta Seniman, Vinny Soemantri sebagai pembicara dalam Public Talk ini.(h.dprd)
0 Komentar